Rabu

SDN Kenari 01 Kunjungan ke Museum Sumpah Pemuda Jakarta

SDN Kenari 01 melakukan kunjungan ke Museum Sumpah Pemuda Jakarta  yang berada di Jl. Kramat Raya No.106, RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420. Tujuan kunjungan tersebut agar para siswa/siswi SDN Kenari 01 dapat memperoleh pengetahuan/informasi baru, terstimulus rasa ingin tahu, terpancing untuk berimajinasi, membangun komunikasi dengan banyak dan beragam orang, menemukan minat, dan mencintai tanah air Indonesia. Pada saat berada di Museum, para siswa/siswi SDN Kenari 01

Melihat dan mengamati Museum Sumpah Pemuda berisi koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda dan kegiatan pergerakan nasional kepemudaan Indonesia.

Sejarah

Sejarah Museum Sumpah Pemuda didirikan pada 1973 di Jakarta. 

Namun, jika ditarik dari sejarahnya, Museum Sumpah Pemuda sudah ada sejak 1925. Pada masa itu, museum ini lebih dulu dijadikan tempat tinggal bagi para pelajar yang tergabung dalam Jong Java. Jong Java adalah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo pada 7 Maret 1915. 

Kebanyakan dari mereka adalah pelajar dari Sekolah Pendidikan Dokter Hindia Belanda (STOVIA) dan sekolah tinggi hukum (RHS). Aktivis Jong Java sengaja menyewa lahan museum ini karena tempat tinggal mereka sebelumnya terlalu sempit.

Mereka butuh tempat yang besar untuk menampung kegiatan kepanduan, diskusi politik, dan latihan kesenian Jawa. Mayoritas anggota Jong Java menyebut gedung ini Langen Siswo. 

Satu tahun setelahnya, tahun 1926, penghuni gedung ini makin beragam. 

Kebanyakan berasal dari kalangan aktivis pemuda yang berasal dari daerah berbeda-beda. Tidak hanya asal daerah yang beragam, kegiatan juga mulai bervariasi seperti kegiatan kepanduan dan olahraga. Lebih lanjut, gedung ini dijadikan markas perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) yang berdiri pada September 1926, setelah Kongres Pemuda I dilaksanakan.

Para pelajar yang tinggal di gedung ini wajib membayar 12,5 gulden per orang setiap bulan atau setara 40 liter beras pada masa itu. 

Karena dijadikan markas para pemuda Indonesia, pemerintah Hindia Belanda selalu mengawasi gedung ini secara ketat. Pada waktu itu, pemerintah Hindia Belanda memang memperbolehkan para pemuda Indonesia untuk berkumpul. Akan tetapi, mereka bisa juga sewaktu-waktu memberlakukan larangan pengadaan rapat, karena dianggap menentang pemerintah. 

Maka dari itu, apabila ingin mengadakan sebuah pertemuan mereka harus lebih dahulu izin kepada pihak polisi.

Kemudian, masih di gedung sama juga lahir majalah Indonesia Raya yang dikelola oleh PPPI. Karena kerap digunakan untuk kegiatan pemuda yang bersifat nasional, para penghuni menyebut gedung ini Indonesische Clubhuis, tempat resmi pertemuan pemuda nasional. 

Pada 1927, mereka memasang papan nama gedung itu di depan. 

Terlepas dari banyaknya kegiatan yang dilakukan di gedung tersebut, tempat ini juga menyimpan sejarah lahirnya Sumpah Pemuda. Sebab, pada 1928, gedung ini menjadi saksi bisu dicetusnya ikrar Sumpah Pemuda. 

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, banyak penghuni yang meninggalkan gedung ini karena sudah selesai pendidikan. 

Karena tidak lagi disewa para pelajar, gedung ini kemudian disewakan kepada seorang asal Tiongkok, Pang Tjem Jam sejak 1934 hingga 1937 sebagai tempat tinggal.

Perubahan nama Sejak saat itu, gedung ini kerap beralih fungsi. Mulai dari digunakan sebagai toko bunga, hotel, hingga Inspektorat Bea dan Cukai pada 1951-1970. 

Namun, pada 3 April 1973, gedung ini dipugar oleh Pemda DKI Jakarta. Kemudian, gedung ini diresmikan oleh Gubenur DKI Jakarta, Ali Sodikin pada 20 Mei 1973 dengan nama baru sebagai Gedung Sumpah Pemuda.

Perubahan nama Sejak saat itu, gedung ini kerap beralih fungsi. 

Mulai dari digunakan sebagai toko bunga, hotel, hingga Inspektorat Bea dan Cukai pada 1951-1970. Namun, pada 3 April 1973, gedung ini dipugar oleh Pemda DKI Jakarta. 

Kemudian, gedung ini diresmikan oleh Gubenur DKI Jakarta, Ali Sodikin pada 20 Mei 1973 dengan nama baru sebagai Gedung Sumpah Pemuda.


Tags :

SDN KENARI 01

KI HAJAR DEWANTARA

  • " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
  • " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
  • " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )

  • : Cahyana Wijaya
  • : 14 Agustus 1989
  • : Sumedang - Jawa Barat
  • : sdnkenari01pg@gmail.com
  • : +6287781743048

Posting Komentar